Menanamkan Sikap Hidup Sederhana Oleh: Ust. Asrofi, S.Ag., MSI. Khutbah Pertama إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْت...

Menanamkan Sikap Hidup Sederhana Menanamkan Sikap Hidup Sederhana

Menanamkan Sikap Hidup Sederhana

Menanamkan Sikap Hidup Sederhana


Menanamkan Sikap Hidup Sederhana

Oleh: Ust. Asrofi, S.Ag., MSI.


Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ.

وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الَّدِيْنِ

أَمَّا بَعدُ. فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوصِيكُم وَإِيَّايَ بِتَقوَى اللهِ. فَقَد فَازَ المُتَّقُونَ.

قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًاأَمَّا بَعْد.


_*Ma'asyiral muslimin rahimakumullah*_

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan banyak nikmatnya bagi kita semua. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah bagi Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarga para sahabat dan seluruh umatnya.


Dalam kesempatan khutbah ini pertama kali khatib mengajak kepada para jama’ah semua, marilah kita tingkatkan iman dan takwa kepada Allah, yakni dengan meningkatkan berbagai amal shaleh sebagaimana yang diperintah-Nya, serta berusaha menjauhkan diri dari cengkeraman nafsu syaithaniyah sebagaimana yang dilarang Allah Swt.

Di dalam menghadapi kehidupan dengan berbagai persoalannya kita hendaklah berpegang pada ajaran-ajaran agama yang memang benar-benar telah disediakan untuk membentengi hati dan akidah kita dari kesesatan. Kita hendaknya menyadari pula bahwa harta benda, kedudukan dan kesempatan yang kita miliki semua ini adalah amanat dari Allah yang wajib kita pelihara dan kita tunaikan.


Sehingga dengan kesadaran inilah kita tidak terpukau oleh kemewahan dunia, sebaliknya kita akan selalu mensyukurinya. Syukur dalam artian yang benar, yakni dapat menggunakan kenikmatan-kenikmatan itu pada tempatnya sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Allah Swt.


_*Ma'asyiral muslimin rahimakumullah*_

Pengaruh rasa syukur inilah yang menumbuhkan sikap jiwa yang tenang, tidak serakah, suka hidup bersahaja dan sederhana. Itulah sikap hidup muslim yang baik. Firman Allah Swt:

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ إِن كُنتُنَّ تُرِدْنَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا فَتَعَالَيْنَ أُمَتِّعْكُنَّ وَأُسَرِّحْكُنَّ سَرَاحاً جَمِيلاً ﴿٢٨﴾

_"Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu: "Jika kamu sekalian mengingini kehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah supaya kuberikan kepadamu mut'ah dan aku ceraikan kamu dengan cara yang baik"._ (QS. Al-Ahzab: 28)


Berdasarkan ayat ini maka jelaslah bahwa pola hidup sederhana merupakan anjuran dalam Islam, sehingga suatu perceraian suami istri dapat terjadi karena sang istri terlalu menuntut kemewahan dalam hidup.


Semasa hidupnya, Nabi Muhammad SAW senantiasa menerapkan pola hidup yang sederhana. Mulai dari cara memenuhi kebutuhan harian, cara berpakaian, hingga tempat tidur nabi SAW. Disebutkan dalam sebuah hadits at-Tirmidzi, Rasulullah SAW tidak pernah memiliki banyak makanan dalam kesehariannya kecuali saat menjamu tamu. Dari Malik bin Dinar ra. dia berkata:


مَا شَبِعَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم مِنْ خُبْزٍ قَطُّ وَلاَ لَحْمٍ إِلاَّ عَلَى ضَفَفٍ

_"Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam tidak pernah merasakan kenyang karena makan roti atau kenyang karena makan daging, kecuali jika sedang menjamu tamu (maka beliau makan sampai kenyang)"_ (HR. Tirmidzi)


Bahkan, Rasulullah SAW dalam doanya meminta rezeki kepada Allah SWT sesuai kebutuhan pokok secukupnya saja. Diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah SAW berdoa yang bunyinya sebagai berikut:

اللَّهُمَّ اجْعَلْ رِزْقَ آلِ مُحَمَّدٍ قُوتًا

_"Ya Allah, jadikan rezeki keluarga Muhammad berupa makanan yang secukupnya"_ (HR. Muslim)

Dua hadits tersebut memperkuat gambaran kesederhanaan kehidupan yang dijalani Rasulullah SAW.


_*Ma'asyiral muslimin rahimakumullah*_

Pola hidup yang paling baik adalah hidup sederhana. Sedang hidup mewah dan serba berkelebihan maupun hidup miskin yang serba kekurangan, keduanya mengandung keburukan yang merugikan manusia.


Hidup dalam kemewahan dan serba berkelebihan akan mengakibatkan hal-hal sebagai berikut:

Berkurangnya rasa syukur kepada Allah SWT., karena apabila sudah biasa hidup mewah akan meremehkan yang menurut anggapannya kurang berarti. Kemewahan mudah menuju ke arah pemborosan harta. Hidup mewah cenderung ke arah penghamburan harta yang tak ada nilai sosialnya sama sekali. Kemewahan cenderung dapat menumpulkan perasaan, artinya perasaan menjadi tidak peka terhadap kepentingan orang lain, karena orang yang hidup mewah biasanya suka mementingkan dirinya saja.


Kemewahan dapat menuju ke arah kesombongan yang tidak disukai Allah dan dibenci sesama manusia. Orang yang biasa hidup mewah tidak akan tahan mengalami hidup menderita kemiskinan walaupun sekejap.


Sebaliknya hidup yang miskin dan serba kekurangan mengandung dampak negatif yang tidak kurang pula bahayanya, terutama akan mengganggu ketenangan jiwa. Di antara akibat buruk dari kemiskinan adalah sebagai berikut:


Kemiskinan dapat menimbulkan frustasi dan sikap apatis. Keinginan dan kebutuhan orang miskin yang tak kunjung terpenuhi menimbulkan kekecewaan. Dan kekecewaan yang terus menerus merupakan suatu frustasi dalam hidup, yang akhirnya dapat melemahkan semangat bekerja dan bersikap apatis.


Kemiskinan dapat menimbulkan rasa iri hati terhadap orang lain yang kaya. Iri hati biasanya diikuti dengan perasaan benci, dan baik iri hati maupun benci keduanya akan mengganggu ketenangan jiwa. Kemiskinan dapat mendekatkan manusia kepada kekafiran, sebagaimana hadits riwayat Abu Nu’aim, Rasulullah Saw bersabda:

كَادَ اْلفَقْرُ أَنْ يَكُوْنَ كُفْرًا

_"Kefakiran itu hampir dekat kepada kekafiran"_

Dengan demikian maka jelaslah bahwa hidup yang paling baik adalah hidup sederhana, yaitu hidup yang tidak berlebih-lebihan dan tidak bermewah-mewahan sekalipun orang kaya.


_*Ma'asyiral muslimin rahimakumullah*_

Ajaran Islam memberi petunjuk agar kita hidup sederhana dalam segala hal, baik ucapan, berpakaian dan sederhana dalam sikap dan perilaku. Allah Swt berfirman:

وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِن صَوْتِكَ إِنَّ أَنكَرَ الْأَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ ﴿١٩﴾

_"Dan sederhanakanlah kamu dalam berjalan, dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruknya suara ialah suara keledai"._ (QS. Luqman: 19)

Pada ayat di atas Allah Swt memberikan tuntunan bagaimana caranya melangkah dan bersuara, karena kedua perbuatan itu paling nampak dan paling menonjol. Namun kiranya maksud ayat tersebut tidak terbatas pada langkah dan suara secara lahir, tapi juga dalam arti yang luas. Dalam segala hal hendaknya kita bersikap wajar, tidak berlebihan.

Kepada orang yang kaya diperintahkan dermawan, suka menolong dan mengasihi yang miskin. Kepada yang miskin diperintahkan agar mau bekerja keras dan sabar. Baik kepada yang kaya maupun kepada yang miskin, agama tetap menganjurkan agar hidup sederhana dan hemat.


Bagi yang kaya, hidup sederhana dan hemat adalah untuk menghindarkan sifat boros dan untuk menolong yang membutuhkan serta untuk menenggang hidup orang miskin yang serba kurang. Bagi yang miskin hidup sederhana dan hemat adalah untuk modal awal dalam upaya merubah nasibnya. Apabila yang kaya hidup mewah dan berfoya-foya, maka mereka tidak akan mampu merasakan pahit getirnya hidup miskin. Lama kelamaan orang miskin merasa benci dan muak melihat tingkah laku yang kaya, sehingga akibatnya masyarakat tidak stabil.


Oleh karena itu melalui mimbar ini kami mengajak kepada kita yang diberi nikmat harta kekayaan, agar mau menyisihkan sebagian dari kekayaannya untuk membantu fakir miskin yang membutuhkan juga kegiatan sosial lainnya. Sebab pada dasarnya menafkahkan harta untuk kepentingan agama Allah adalah sama halnya dengan melipatgandakan hartanya sendiri.


Orang yang menyalurkan hartanya kepada orang yang membutuhkan termasuk orang-orang yang baik. Adapun menurut Al Quran, tepatnya surat Al Furqan ayat 67, hidup sederhana adalah di antara tidak berlebihan dan tidak terlalu pelit.

وَالَّذِينَ إِذَا أَنفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَاماً ﴿٦٧﴾

_"Dan orang-orang yang baik adalah apabila menyalurkan (hartanya), maka ia tidak tidak berlebihan dan tidak terlalu pelit. Dan adalah (pembelanjaan itu) di antara kedua itulah yang baik."_ (QS. Al Furqan: 67)

Dan sudah menjadi sunnah Allah barangsiapa menanam kebaikan tentu akan menuai kebaikan, dan sebaliknya siapa yang menanam keburukan tentu akan mendapat hasilnya berupa kerugian. Sebagaimana firman Allah Swt:

وَمَا تُنفِقُواْ مِنْ خَيْرٍ فَلأنفُسِكُمْ

_"Dan harta yang kamu sumbangkan adalah untuk dirimu sendiri"._ (QS. Al Baqarah: 272)


Ma'asyiral muslimin rahimakumullah

Jadi jelaslah bahwa hidup sederhana adalah merupakan salah satu sifat kepribadian yang terpuji. Sifat ini harus dimiliki oleh setiap orang Islam. Sebaliknya, tidak bersifat sombong dan angkuh, karena sifat-sifat tercela tersebut adalah amalan setan, yang akan meluncurkan derajat manusia lebih rendah dari binatang.

أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّ اللَّهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَن يَشَاءُ وَيَقْدِرُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ ﴿٣٧﴾

_"Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah melapangkan rizki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan (rizki) itu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman"._ (QS. Ar Ruum: 37)


Demikian khutbah pada siang ini, semoga Allah SWT memberikann bimbingan dan ketetapan hati kita untuk dapat menerapkan sikap hidup sederhana, dan sehingga kita dapat menemukan makna hidup dan kebahagiaan sejati. A-miin

بَارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ


_*Khutbah Kedua*_

اَلْحَمْدُ لله حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ

اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ اِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ وَ كَفَرَ. وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ وَ حَبِيْبُهُ وَ خَلِيْلُهُ سَيِّدُ الْإِنْسِ وَ الْبَشَرِ.

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَ اَصْحَابِهِ وَ سَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا

اَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ الله اِتَّقُوْا الله وَ اعْلَمُوْا اَنَّ الله يُحِبُّ مَكَارِمَ الْأُمُوْرِ وَ يَكْرَهُ سَفَاسِفَهَا يُحِبُّ مِنْ عِبَادِهِ اَنْ يَّكُوْنُوْا فِى تَكْمِيْلِ اِسْلَامِهِ وَ اِيْمَانِهِ وَ اِنَّهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفَاسِقِيْنَ.

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ وَ سَلَّمْتَ وَ بَارَكْتَ عَلَى سيدنا اِبْرَاهِيْمَ وَ عَلَى اَلِ سيدنا اِبْرَاهِيْمَ فِى الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ وَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ الْأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ وَ قَاضِيَ الْحَاجَاتِ.

اَللَّهُمَّ رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْهَدَيْتَنَا وَ هَبْلَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً اِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا لَا تَجْعَلْ فِى قُلُوْبَنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ اَمَنُوْا رَبَّنَا اِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَّحِيْمٌ.

رَبَّنَا هَبْلَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَ ذُرِّيَّتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَ اجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا. رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ الله! اِنَّ الله يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَ الْإِحْسَانِ وَ اِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَ يَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَ الْمُنْكَرِ وَ الْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَّكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوْا الله الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَ اشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَ لَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ وَ اللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ



0 Comments: