KEWAJIBAN DALAM HARTA
Oleh: ust. Ahmad Alfian Muzakki
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ اْلإِيْمَانِ وَاْلإِسْلاَمِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ،
فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ، اِتَّقُوْا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ، يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ ﴿٥٦﴾
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Diantara kesenangan hidup yang banyak diharapkan pada umumnya orang adalah apabila memiliki kecukupan harta, sebagaimana firman Allah SWT dalam Qs. Ali Imran ayat 14:
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاء وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللّهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَآبِ ﴿١٤﴾
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”
Untuk apakah kita memiliki harta? Kegunaan yang sebenarnya dari harta adalah untuk memenuhi hajat hidup pokok sehari hari diri pribadi dan keluarga (dalam hal sandang, pangan dan papan), kemudian setelah kebutuhan pokok tersebut terpenuhi agar dapat digunakan meningkatkan kualitas ibadah dalam bentuk infak sedekah ataupun zakat, serta hal lain yang memiliki nilai kemaslahatan bagi kehidupan.
Kita sebagai seorang muslim, pasti ingin menunaikan semua rukun Islam sampai yang ke-lima (syahadat, shalat, puasa, zakat dan haji); maka hal itu memerlukan kecukupan harta, yaitu: zakat dan haji. Dengan demikian, sebenarnya dalam hidup ini ada semangat yang diajarkan Islam agar kita dapat mandiri secara ekomomi, dan memiliki kemampuan harta.
Allah SWT berfirman:
وَأَقِيمُواْ الصَّلاَةَ وَآتُواْ الزَّكَاةَ وَارْكَعُواْ مَعَ الرَّاكِعِينَ ﴿٤٣﴾
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orang-orang yang ruku’ (Qs. Al Baqarah; 43).
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Harta kita yang terkumpul melalui pekerjaan sehari-hari, meskipun merupakan hasil perasan keringat dan pemikiran kita sendiri, tetapi tidak semuanya menjadi hak kita. Allah SWT memerintahkan kita untuk berbagi pada sesama, dan sebagian harta itu sudah bukan hak kita lagi.
وَفِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِّلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ ﴿١٩﴾
“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bahagian.” (Qs. Adz Dzariyat: 19)
Semangat ajaran Islam adalah menebarkan kasih sayang dan kesejahteraan bagi sesama manusia, yang tercermin dalam perintah untuk berbagi atas karunia yang diberikan Allah pada hamba-Nya. Kita diperintahkan untuk mengeluarkan zakat harta, yang memiliki fungsi mensucikan harta dan jiwa orang-orang yang beriman.
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلاَتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ وَاللّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ ﴿١٠٣﴾
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan berdo`alah untuk mereka. Sesungguhnya do`a kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Qs. At Taubah: 103)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Apabila kita memiliki harta, maka sesungguhnya di dalam harta tersebut terdapat ‘titipan’ atau amanah dari Allah untuk disampaikan kepada orang lain, sebagaimana perintah Allah dalam Al-Qur’an:
إِنَّ اللّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤدُّواْ الأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا ﴿٥٨﴾
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya” ( Qs. An Nisa’: 58).
Dengan demikian, apabila ada orang yang sebenarnya telah wajib berzakat tetapi belum menunaikan pembayaran zakatnya, maka sebenarnya dia telah mengambil harta yang semestinya menjadi haknya orang lain yang disebut para kaum dhuafa’ yang masuk dalam 8 golongan (ashnaf). Hal itu akan menjadikan hartanya tidak berkah.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Harta yang dikeluarkan dalam kategori wajib disebut sebagai zakat mal (harta benda) memiliki syarat dan ketentuan, yaitu: nishab, haul, serta milku at taam.
Nishab: artinya ukuran jumlah harta minimal senilai 85 gram emas, dan dikeluarkan zakat sebanyak 2,5%. Haul, artinya kepemilikan harta selama minimal satu tahun. Milku at taam, yaitu harta itu merupakan hak miliknya secara mutlak (bukan milik orang lain).
Sedangkan harta yang dikeluarkan yang bersifat sunat disebut sebagai infak atau sedekah; yang hal ini tidak ada batasan jumlah minimal harta dan waktu kepemilikan. Semakin banyak, maka akan semakin baik !
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Apabila di bulan Ramadhan ini kita merasa sangat dekat dengan Allah, kita sudah berlatih untuk memiliki kejujuran lewat ibadah puasa. Hanya diri kita sendiri dan Allah saja yang mengetahui “apakah puasa kita memang benar-benar dilaksanakan dengan kesungguhan atau pura-pura?”. Maka pada saat yang sama juga kita diuji keimanannya, apakah kita memiliki kejujuran untuk menghitung banyaknya harta yang dimiliki untuk dikeluarkan zakat mal (harta)-nya.
Bulan ramadhan inilah saatnya kita semua untuk jujur kepada diri sendiri dan melakukan pengakuan di hadapan Allah dalam segala hal, termasuk dalam kewajiban atas harta kekayaan. Allah memerintahkan:
وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ ﴿٥٦﴾
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan ta`atlah kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat.” (Qs. An Nuur: 56)
Allah memberikan penghargaan yang tinggi bagi mereka yang mau membelanjakan hartanya karena iman, Allah menyebutkannya sebagai “pinjaman” dan Dia akan mengembalikannya berlipat ganda:
إِن تُقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضاً حَسَناً يُضَاعِفْهُ لَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ شَكُورٌ حَلِيمٌ ﴿١٧﴾
“Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah melipat gandakan (pembalasannya) kepadamu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pembalas Jasa lagi Maha Penyantun.” (Qs. At Taghabun: 17).
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Hal ini kami sampaikan, mumpung sekarang masih di masa 1/3 awal bulan Ramadhan, maka sangat baik kiranya untuk kita jadikan sebagai momentum optimalisasi ketakwaan melalui ibadah Maliyah (harta benda). Apalagi dengan dibayarkan di bulan Ramadhan yang in sya’Allah akan memiliki nilai pahala yang jauh berilpat ganda; terlebih lagi bila kita mendapatkan karunia “lailatul qodar’ maka hal ini pasti akan memiliki nilai yang sangat luar biasa fantastis.
Marilah kita realisasikan iman takwa, dan kejujuran kita kepada Allah, melalui ibadah Maliyah; persiapkan harta terbaik kita untuk berzakat atau infak sedekah dalam rangka menjemput lailatul Qodar pada puncak ibadah Ramadhan pada 1/3 pekan terakhir nanti.
Semoga kita senantiasa mendapatkan keberkahan dan mampu meraih ketakwaan secara maksimal. Amiin.
بَارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمِّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
أَمَّا بَعْدُ؛ عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَاتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ،
وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ المُؤْمِنِيْنَ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنْ المُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعاً مَرْحُوْماً، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقاً مَعْصُوْماً، وَلا تَدَعْ فِيْنَا وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا مَحْرُوْماً.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيننَا اَلَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَا نَا اَلَّتِي فِيهَا مَعَاشنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا اَلَّتِي إِلَيْهَا مَعَادنَا وَاجْعَلْ اَلْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلْ اَلْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ.
رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
0 Comments: