Tampilkan postingan dengan label Desember. Tampilkan semua postingan

Muhasabah: Bersiaplah Menyongsong Hari Esok _Oleh: Ust. Joko Winarno_ _*Khutbah Pertama*_ إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ ...

Muhasabah: Bersiaplah Menyongsong Hari Esok Muhasabah: Bersiaplah Menyongsong Hari Esok

Khutbah Jumat

Desember


Muhasabah: Bersiaplah Menyongsong Hari Esok
_Oleh: Ust. Joko Winarno_

_*Khutbah Pertama*_
إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ
عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَالْمُتَّقُوْنَ. يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ  
قَالَ الله تَعَالَى أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ.  يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسٞ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٖۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ  

_*Ma’asyiral Muslimin, Rahimakumullah*_ ..
Hari ini adalah Jum’at terakhir, dan sekaligus hari terakhir dari tahun 2021, yang akan segera berlalu. Suka atau tidak suka; jika masih diberi umur, kita akan memasuki tahun 2022. Alhamdulillah, kita masih diberi kesempatan menjumpai hari ini, untuk itu marilah kita senantiasa bersyukur kepada Allah SWT atas banyaknya nikmat yang telah dicurahkan kepada kita semua, berupa kesehatan, umur panjang; terlebih nikmat hidayah iman – Islam yang akan mengantarkan kita menemukan kebahagiaan hidup hakiki.

Shalawat dan salam kita sanjungkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, Rasul akhir zaman yang menjadi uswah hasanah dan penyebar risalah rahmatan lil-‘alamin, dan semoga terlimpah kepada segenap keluarga, para sahabat dan seluruh umatnya hingga akhir jaman.

Selanjutnya, sebagai khatib perkenankan saya mengajak kepada seluruh jama’ah untuk senantiasa bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, yaitu menaati Allah berdasarkan petunjuk dari Allah dengan berharap pahala dari-Nya. Meninggalkan perbuatan maksiat dengan rasa takut akan adzab Allah. Sebab hanya dengan ketakwaan itulah kita akan mendapatkan derajat terhormat dan kemuliaan hidup :

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
_“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu._ (Qs. Al Hujurat: 13)

_*Ma’asyiral Muslimin, Rahimakumullah*_
Kehidupan manusia yang terus mengalami perubahan, perkembangan dan kemajuan yang sangat luar biasa. Akan tetapi manusia akan tetap memerlukan petunjuk agama. Allah SWT berfirman:

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفاً فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ ﴿٣٠﴾
_“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”_ (Qs. Ar Ruum: 30)
Hal ini tiada lain, agar martabat kemanusiaannya tetap terpelihara sesuai kodratnya, dan tidak kehilangan jatidirinya sebagai manusia – ciptaan Allah yang paling baik. Namun bila dia meninggalkannya, maka akan jatuh dalam derajat sebagai makhluk yang paling hina.

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ ﴿٤﴾ ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ ﴿٥﴾
_“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya”_ (Qs. At-Tiin: 4-5)

_*Ma’asyiral Muslimin, Rahimakumullah*_
Islam membimbing umat manusia agar hidupnya selamat, beradab dan meraih kemuliaan; baik dalam kehidupannya sebagai pribadi, keluarga, kelompok masyarakat ataupun bangsa. Dan kunci dari seluruh tujuan itu terkandung dalam Al-Qur’an yang merupakan petunjuk Allah kepada semua manusia.

إِنَّ هَـذَا الْقُرْآنَ يِهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْراً كَبِيراً ﴿٩﴾
_“Sesungguhnya Al Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar,”_ (Qs. Al Isra’: 9)

Dengan demikian, maka dapat dinyatakan bahwa masa depan umat manusia ini sangat tergantung dengan bagaimana penyikapannya terhadap Al-Qur’an. Orang yang mengimani dan mengambilnya Al-Quran sebagai pedoman hidup akan mendapatkan keutamaan berupa diangkat derajatnya oleh Allah, dan sebagian lainnya direndahkan karena mengabaikannya. Dalam sebuah hadits disebutkan: Dari Umar r.a. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,

اِنَ اللٌهَ يَرفَعُ بِهذَ االكتَاِبِ اَقَوامًا وَيَضَعُ بِه اخَرِينَ (رواه مسلم)
_“Allah mengangkat derajat beberapa kaum dengan kitab ini (Al-Qur’an), dan Dia merendahkan beberapa kaum lainnya dengan kitab ini pula.”_ (HR Muslim)

_*Ma’asyiral Muslimin, Rahimakumullah*_
Bagaimanakah kedudukan al-Qur’an dalam hidup ini, dan apa yang perlu kita lakukan agar kita memperoleh kemuliaan dan kebahagiaan hakiki?

*Pertama*, Rasulullah SAW menyebutkan Al-Qur’an sebagai Ma’dubatullah, yaitu hidangan atau jamuan Allah, sebagaimana sabda beliau:

إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ مَأْدُبَةُ اللَّهِ فَخُذُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ فَإِنِّي لَا أَعْلَمُ شَيْئًا أَصْفَرَ مِنْ خَيْرٍ مِنْ بَيْتٍ لَيْسَ فِيهِ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ شَيْءٌ وَإِنَّ الْقَلْبَ الَّذِي لَيْسَ فِيهِ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ شَيْءٌ خَرِبٌ كَخَرَابِ الْبَيْتِ الَّذِي لَا سَاكِنَ لَهُ
 _“Sesungguhnya Al-Quran ini adalah jamuan dari Allah (ma’dubatullah), maka ambillah darinya semampu kalian. Sungguh, aku tak mengetahui sesuatu yg lebih kosong dari kebaikan selain rumah yang di dalamnya tak ada bacaan Al-Quran. Sungguh, hati yang di dalamnya tak ada bacaan Al-Quran adalah hancur seperti hancurnya rumah yang tak berpenghuni”_. (H.R. Ad-Darimi).

Sebagaimana layaknya hidangan makanan yang perlu disantap, maka kita harus menyantap (menikmati) Al-Qur‘an dengan cara mempelajari isi kandungan Al-Qur’an. Dia tidak cukup hanya sekedar dibaca tulisannya, apalagi sekedar dimiliki mushafnya, kemudian dipajang di rak buku dan etalase ruang tamu. Namun hendaknya dibaca terjemah dan dikaji tafsirnya, dihadiri majelis-majelis ilmunya, sehingga kita akan memiliki kunci-kunci kehidupan dari Al-Qur’an yang  berjumlah 6.236 ayat tersebut. Dengan bekal ini kita akan memiliki kesiapan menghadapi tugas-tugas kehidupan yang penuh kompleksitas. Kita siap menghadapi hari esok, sampai kapanpun, apapun kondisi perubahan dan keadaannya.

_*Ma’asyiral Muslimin, Rahimakumullah*_
*Kedua*, mengajarkan dan mewariskan nilai-nilai Al-Quran dalam keluarga, khususnya anak-anak. Tidak ada pemberian yang terbaik kepada anak dari kedua orang tuanya kecuali memberikan pendidikan adab yang baik kepada anaknya, sebagaimana sabda Nabi :

مَا نَحَلَ وَالِدٌ وَلَدَهُ أَفْضَلَ مِنْ أَدَبٍ حَسَنٍ
 _“Tidak ada pemberian seorang ayah untuk anaknya yang lebih utama dari pada (pendidikan) tata krama yang baik.”_ (HR At-Tirmidzi dan imam Al-Hakim)

Maka cita-cita mulia seorang mukmin adalah bagaimana menyiapkan hadirnya generasi penerus yang beriman, berilmu dan beradab. Cita-cita besar setiap orang tua bukan sekedar ingin melahirkan anak yang pandai mendapatkan pekerjaan, tetapi yang lebih mendasar adalah bagaimana melahirkan generasi cerdas yang beradab Al-Qur’an. In sya’Allah dia akan memiliki kemampuan untuk memahami ilmu pengetahuan yang luas, baik ilmu agama maupun ilmu pengetahuan umum. Menyatunya ilmu agama dengan ilmu keduniawian, di situlah rahasia kemajuan peradaban manusia yang paripurna.

Peradaban manusia pernah mengalami masa suram dan dalam tingkat terendahnya; maka kehadiran ajaran Islam menyelamatkan dan memimpin dunia dengan banyak sumbangsihnya yang dikenal dengan Zaman Kejayaan Islam (tahun 750 M - 1258 M). Tetapi karena keterpurukan umat Islam yang semakin melemah, akhirnya peradaban itu dikendalikan oleh kekuasaan dunia Barat. Suka atau tidak suka, setuju atau pun tidak. Sejak revolusi industri pada abad 18 sampai hari ini yang dikenal dengan Revolusi Industri 4.0 adalah ciri peradaban barat.  Hal ini menunjukkan bahwa umat Islam sedang tidak memenuhi syarat sebagai “khairu ummah” sebagaimana tuntutan dari al-Qur’an, sementara bangsa lain (non muslim) lebih memiliki potensi dan syarat-syarat untuk mengambil alih kepemimpinan yang mestinya dilakukan umat Islam itu. Maka kita perlu menghadirkan kesadaran untuk memahami Al-Qur’an, karena disana ada solusi dari semua kehidupan kita sebagaimana telah dicontohkan oleh generasi awal umat Islam.

_*Ma’asyiral Muslimin, Rahimakumullah*_
Masa depan atau hari esok, selalu memunculkan harapan yang indah dan semangat perjuangan, sehingga mendorong manusia terus bergerak untuk mempersiapkan dengan sebaik-baiknya. Sebagaimana firman Allah SWT yang mengingatkan kita semua:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسٞ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٖۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ  ١٨
_Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya (di waktu yang telah berlalu) untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan._ (QS Al-Hasyr ayat 18)

Dari sini akan muncul kesadaran berfikir, bahwa waktu itu sangat berharga; waktu itu seperti pedang. Kalau tidak bisa memanfaatkan dengan sebaik-baiknya, maka kita akan tertebas, terpotong – ditinggalkan dan terbunuh oleh waktu.

Kita diperintahkan untuk pandai mengatur waktu, sebab hari esok sangat tergantung pada hari ini. apalagi jatah waktu setiap kita sebenarnya hanya sedikit saja. Dalam satu hadits Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ أَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَنْكِبِي فَقَالَ“ كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ”
_Dari Ibnu Umar r.a., ia berkata, “Rasûlullâh SAW memegang kedua pundakku, lalu bersabda, ‘Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau seorang musafir’”_ (HR. Al-Bukhari)

Maksudnya, kita di dunia hanya sebentar – sebagaimana orang yang lewat di jalanan, atau seperti musafir (wisatawan) dan pasti akan segera kembali ke rumah tempat tinggal masing-masing.

Seketika mendapat nasehat tersebut, Abdullah Ibn Umar r.a. berkata:

إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الصَّبَاحَ وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الْمَسَاءَ وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ
_“Jika engkau berada di sore hari, janganlah menunggu pagi hari. Dan jika engkau berada di pagi hari, janganlah menunggu sore hari. Pergunakanlah waktu sehatmu sebelum sakitmu dan hidupmu sebelum matimu.”_ (HR. Al Bukhari)

Maksudnya, hendaknya kita segera melakukan setiap pekerjaan terbaik, jangan suka menunda-nunda hingga esok hari. Sebab belum tentu kita masih hidup atau memiliki kesempatan yang sama untuk melakukannya di hari esok.

_*Ma’asyiral Muslimin, Rahimakumullah*_
Ada satu lagi nasihat dari ‘Ali bin Abi Thâlib r.a.:
 اِرْتَحَلَتِ الدُّنْيَا مُدْبِرَةً، وَارْتَحَلَتِ الْآخِرَةُ مُقْبِلَةً، وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا بَنُوْنٌ، فَكُوْنُوْا مِنْ أَبْنَاءِ الْآخِرَةِ، وَلَا تَكُوْنُوْا مِنْ أَبْنَاءِ الدُّنْيَا، فَإِنَّ الْيَوْمَ عَمَلٌ وَلَا حِسَابٌ وَغَدًا حِسَابٌ وَلَا عَمَلٌ
_“Sesungguhnya dunia akan pergi meninggalkan kita, sedangkan akhirat pasti akan datang. Masing-masing dari dunia dan akhirat memiliki anak-anak, maka  hendaklah kalian menjadi anak-anak akhirat dan jangan menjadi anak-anak dunia, karena hari ini adalah hari untuk beramal bukan hisab; sedang kelak adalah hari hisab bukan untuk beramal”_ (Shahih Al Bukhari)

Hanya saja sering manusia lalai karena banyaknya godaan dunia yang memperdaya. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a., bahwa Nabi SAW bersabda:
نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
_“Dua macam nikmat yang banyak sekali manusia terpedaya dengan keduanya, yaitu nikmat sehat dan waktu longgar”_

Dalam riwayat at-Tirmidzi rahimahullah, Rasul mengingatkan :
فَإِنَّكَ لَا تَدْرِي يَا عَبْدَ اللهِ مَاسْمُكَ غَدًا
_“Karena engkau, wahai Abdullah, tidak tahu bagaimana nasibmu besok.”_

Maksudnya, barangkali besok engkau termasuk orang-orang yang mati, bukan orang-orang yang hidup. Engkau juga tidak tahu apakah termasuk orang yang celaka, atau orang yang bahagia.

_*Ma’asyiral Muslimin, Rahimakumullah*_
Terkait dengan itu, perlu kita mengingat kembali satu surat yang paling populer tentang arti pentingnya waktu. Allâh SWT berfirman:

 وَالْعَصْر ﴿١﴾ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍِ﴿٢﴾ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
_“Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.”_ [Qs. Al-‘Ashr:1-3]

Inilah saatnya yang tepat bagi kita harus melakukan introspeksi diri, atau muhasabah. Dalam hal ini, Umar bin Khattab r.a. pernah berkata:

حَاسِبُوْا أَنْفُوْسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوْا
_“Hitung-hitunglah (amal) diri kalian, sebelum kalian dihitung (oleh Allah)”_.

Imam Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulûmuddîn mengajari kita bagaimana penerapan Muhasabah diri dalam keseharian. Beliau mengajak kita untuk bertindak sebagaimana pedagang yang menghitung keuntungan dan kerugian yang dihasilkan dalam satu rentang waktu tertentu. Ketika keuntungan yang didapat, ia mensyukuri dan berusaha menjaga,  bahkan meningkatkannya. Namun apabila merugi, ia akan mencari penyebabnya dan berusaha untuk tidak mengulanginya pada masa yang akan datang.

Begitulah, seorang mukmin yang berakal seharusnya melakukan hal yang sama terhadap amal perbuatannya di dunia selama ini.

_*Ma’asyiral Muslimin, Rahimakumullah*_
Sebagai akhir khutbah ini, sedikit perlu ditegaskan beberapa hikmah yang perlu kita diambil, yaitu:
1️⃣    Waktu sangat berharga, harus diatur antara waktu siang dan malam, untuk apa saja dihabiskan. Perhatikan mana yang merupakan kewajiban dan hak. Mana yang sangat mendesak, lebih penting, tidak penting, bisa ditunda atau ditinggalkan sama sekali.  
2️⃣    Pergunakan waktu untuk menambah ilmu dan beramal yang terbaik.
3️⃣    Jangan membuang waktu hanya untuk urusan yang tidak berguna atau bahkan maksiat dan dosa

Demikian khutbah jum’at siang ini, marilah kita menghargai waktu kita yang terbatas ini dengan iman, ilmu dan amal yang terbaik, mumpung masih diberi waktu. Karena kita tidak tahu, sampai kapan kita masih diberi kesempatan menghirup segarnya udara kehidupan di dunia ini. Tatkala Allah memanggil kita, kira-kira bekal apa yang sudah kita persiapkan? Bagaimana kita akan menjawab setiap pertanyaan dari semua yang pernah kita lakukan dalam hidup. Semoga tahun yang telah berlalu menjadi cambuk bagi kita untuk berbenah dari berbagai kekurangan, dan Allah SWT memberikan pertolongan dan memudahkan langkah kita untuk memperbaiki diri di tahun yang baru nanti.. Aamiin.
بَارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ

_*Khutbah Kedua*_

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ, اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ.  أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمِّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
أَمَّا بَعْدُ؛ عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَاتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ المُؤْمِنِيْنَ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنْ المُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعاً مَرْحُوْماً، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقاً مَعْصُوْماً، وَلا تَدَعْ فِيْنَا وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا مَحْرُوْماً.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى.
اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيننَا اَلَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَا نَا اَلَّتِي فِيهَا مَعَاشنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا اَلَّتِي إِلَيْهَا مَعَادنَا وَاجْعَلْ اَلْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلْ اَلْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ.  
اَللّهُمَّ لاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِي دِيْنِنَا وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ فِعْلَ الخَيْرَاتِ، وَتَرْكَ المُنْكَرَاتِ، وَحُبَّ المَسَاكِينِ، وَإِذَا أَرَدْتَ بِعِبَادِكَ فِتْنَةً فَاقْبِضْنِي إِلَيْكَ غَيْرَ مَفْتُونٍ
رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ :
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

Prinsip dalam Ibadah Oleh: Ust. H. Sugeng Prihatin, SH, MA _*Khutbah Pertama*_ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِىْ اَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ اْلِاْيمَان...

Prinsip dalam Ibadah Prinsip dalam Ibadah

Khutbah Jumat

Desember


Prinsip dalam Ibadah

Oleh: Ust. H. Sugeng Prihatin, SH, MA

_*Khutbah Pertama*_
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِىْ اَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ اْلِاْيمَانِ وَاْلإِ سْلاَمِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَ مُ عَلَى مُحَمَّدٍ خَيْرِاْلأَنَامْ . وَعَلىَ أَلِهِ وَأَصْحَا بِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ إِلَىيَوْمِ اْلقِيَامَةِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْ لُهُ. اَلَّلهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ عَبْدِ كَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ أَلِهِ وَأَصْحَا بِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَيُّهَا الْمُؤْمِِنُوْنَ. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِىْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَالْمُتَّقُوْنَ.
قال الله تعالى: يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

_*Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah*_
Pertama dan yang utama, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadlirat Allah SWT, atas nikmat Iman, Islam dan kesehatan bagi kita semua, sehingga pada hari ini kita bisa melaksanakan badah shalat Jum’at dengan sebaik-baiknya.

Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada panutan kita, Nabi Muhammad SAW., beserta keluarga, sahabat dan insya Allah kepada kita semua, aamiin yaa rabbal ‘alamiin.

Selanjutnya melalui khutbah ini kami mengajak kepada diri kami dan seluruh jama’ah, marilah senantiasa kita tingkatkan Iman dan Taqwa kepada Allah SWT, dengan senantiasa melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya,semoga dengan ketaqwaan, kita akan hidup bahagia di dunia dan akherat, a-miin.

_*Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah*_

Seluruh umat manusia dari zaman dahulu hingga sekarang dan yang akan datang mengalami perubahan dan kemajuan peradaban. Bahkan hingga sekarang ini yang dikenal dengan era teknologi infrormasi, dunia seolah tidak berbatas, dan semua  seolah dalam genggaman tangan. Berbagai infromasi mudah diketahui dan didapatkan hanya dalam hitungan detik. Akan tetapi, sehebat apapun capaian prestasi yang diraih; kodrat dan kedudukan manusia adalah tetap sebagai makhluk ciptaan Allah, yang memiliki kewajiban untuk mengabdi (menjadi hamba) dan beribadah kepada sang Khaliq, Allah SWT. Manusia tidak akan berubah kedudukannya menjadi setengah tuhan atau malaikat. Tetapi tetap sebagai ‘makhluk’ yaitu: sesuatu yang diciptakan oleh khaliq (pencipta= Allah). Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ ٥٦
_Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku._ (Qs. Adz-Dzariyat: 56)

Bagaimana cara melakukan ibadah, maka Al-Qur’an dan Sunnah telah mengatur prinsip-prinsip beribadah agar tidak salah  ataupun tersesat.

قُلْ أَطِيعُواْ اللّهَ وَالرَّسُولَ فإِن تَوَلَّوْاْ فَإِنَّ اللّهَ لاَ يُحِبُّ الْكَافِرِينَ ٣٢
_Katakanlah: "Ta`atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir"._ (Qs. Ali ‘Imran: 32)

Adapun prinsip-prinsip tersebut antara lain:  
1️⃣    Niat hanya Karena Allah SWT
Semua ibadah harus diabdikan kepada Allah SWT sebagaimana arti dari “ibadah” secara bahasa berarti : Ath-tha’ah (Taat); Dhullun (Merendahkan diri); At-tanasuk (Pengabdian); Al Khudhu’ (tunduk)
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ ٥
_hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan._ (Qs. Al-Fatihah/1:5)

قُلۡ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحۡيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ١٦٢
_Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam._ (Qs. Al An’am: 162)
2️⃣    Ikhlas dalam menjalankannya
وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
_Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan (ikhlas) ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus_ (Qs. Al-Bayinah/98:5)

_*Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah*_

3️⃣    Tidak menggunakan perantara (wasilah) tetapi langsung kepada Allah SWT
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
_Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran._ (Qs. Al-Baqarah/2: 186)

Tidak menggunakan wasilah, (perantara) kecuali yang secara jelas dibenarkan menurut petunjuk yang shahih.

4️⃣    Dilakukan sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan sunnah
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيَ أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
_Bulan ramadhan adalah waktu diturunkan Al Quran, sebagai pedoman (petunjuk) bagi seluruh manusia, dan yang memberi penjelasan (atas petunjuk itu) dan menjadi pembeda (antara hak dan bathil)_ (Qs. Al Baqarah: 185)

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيراً ٢١
_Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah._ (Qs. Al-Ahzab/33: 21)

_*Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah*_

5️⃣    Seimbang antara dunia akherat
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الآخِرَةَ وَلا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الأرْضِ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
_Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan._ (Qs. Al-Qashash/28:77)

6️⃣    Tidak berlebih-lebihan
يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
_Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid[534], Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan._ (Qs. Al-A’raf/7:31)

_*Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah*_
7️⃣    Mudah (bukan meremehkan) dan Meringankan, Bukan Mempersulit
لا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلا تُحَمِّلْنَا مَا لا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
_Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): “Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau Kami tersalah. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau bebankan kepada Kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tak sanggup Kami memikulnya. beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong Kami, Maka tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir.”_ (Qs. Al-Baqarah/2:286)

Demikianlah sekilas bagaimana prinsip ibadah yang telah ditetapkan dalam agama ini, yang semuanya menjadi jalan agar manusia menemukan kesempurnaan hidup sebagai seorang hamba di hadapan khaliq, Allah SWT. Semoga kita semua dapat memenuhi dan menunaikannya dengan sebaik-baiknya. A-miin.

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمُ وَنَفَعَنِى وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاَيَاتِ وَالذِّكْرِاْلحَكِيْمِ . اَقُوْلُ قَوْلىِ هَذَا فَا سْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّا حِمِيْنَ

_*Khutbah Kedua*_
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
اَمَّا بَعْدُ : فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !! اِتَّقُوااللهَ تَعَالىَ. وَذَرُوالْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَوَمَابَطَنْ. وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوْااَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاًعَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ ، وَالجُنُونِ ، والجُذَامِ ، وَسَيِّيءِ الأسْقَامِ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ