DIDIKLAH ANAKMU DENGAN BENAR Oleh: Ust Muh Habibi Khutbah Pertama  اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الْفَتَّاحِ الْعَلِيْمِ . الَّذِى خَلَقَ الْإِنْسَانَ...

DIDIKLAH ANAKMU DENGAN BENAR  DIDIKLAH ANAKMU DENGAN BENAR

DIDIKLAH ANAKMU DENGAN BENAR

DIDIKLAH ANAKMU DENGAN BENAR


 DIDIKLAH ANAKMU DENGAN BENAR

Oleh: Ust Muh Habibi


Khutbah Pertama 


اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الْفَتَّاحِ الْعَلِيْمِ . الَّذِى خَلَقَ الْإِنْسَانَ فِى أَحْسَنِ تَقْوِيْمِ .

أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ الْوَحِدُ الْحَكِيْمِ . وَأَشَهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الرَّءُوْفُ الرَّحِيْمُ .

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى ا للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ 

فَيَاعِبَادَ اللهِ, اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ,قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ 

وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُواْ مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافاً خَافُواْ عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللّهَ وَلْيَقُولُواْ قَوْلاً سَدِيداً ﴿٩﴾


Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, 

Saat ini kita berada di Bulan Mei, yang bagi masyaraat Indonesia dikenal adanya Hardiknas (Hari Pendidikan Nasional). Sangat perlu kiranya kita memperhatikan bagaimana pendidikan yang diberikan dan dijalani bagi anak-anak kita. Hal ini karena pendidikan merupakan investasi bagi masa depan sebuah bangsa.


Dalam Islam, pendidikan sangat diperhatikan karena menjadi tempat bertumpunya dasar-dasar kepribadian dan moral kehidupan. Allah berfirman:


وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُواْ مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافاً خَافُواْ عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللّهَ وَلْيَقُولُواْ قَوْلاً سَدِيداً ﴿٩﴾

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. (Qs. An Nisa’: 9)


Dalam ayat ini, Allah mengingatkan agar manusia memiliki kewaspadaan dan kepedulian terhadap kondisi kualitas anak-anaknya, jangan sampai dalam keadaan ‘lemah’, sebab  hal itu dapat mengkhawatirkan nasib kesejahteraan hidupnya. Maka kita diperintahkan untuk bertakwa, mentaati perintah Allah (agama) dan memberikan ucapan (pendidikan) yang benar. Sifat lemah disini bisa pada fisik kesehatan, ilmu pengetahuan, bahkan akhlak dan moral agama, ataupun iman (akidah).


Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, 

Dalam kitab Ta’lîm al-Muta’allim Tharîq at-Ta’allum karya Imam al-Zarnûji disebutkan bahwa ada 6 (enam) hal yang menjadi syarat dalam mencari ilmu. Hal ini terangkum dalam dua bait syair dari Sayyidina ‘Ali bin Abi Thalib r.a.:


اَلا لاَ تَناَلُ اْلعِلْمَ إِلاَّ بِسِتَّةٍ ۞ سَأُنْبِيْكَ عَنْ مَجْمُوْعِهَا بِبَيَانٍ

ذَكاَءٍ وَحِرْصٍ وَاصْطِباَرٍ وَبُلْغَةٍ ۞ وَإِرْشَادِ أُسْتَاذٍ وَطُوْلِ زَمَانٍ

Ingatlah! Engkau tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan memenuhi enam syarat, Saya akan beritahukan keseluruhannya secara rinci yaitu: Kecerdasan, kemauan (kesungguhan), kesabaran, biaya, bimbingan guru dan waktu yang lama.”


Syarat yang Pertama : Kecerdasan. Ulama membagi kecerdasan menjadi dua yaitu :


a. yang pertama, muhibatun minallah (kecerdasan yang diberikan oleh Allah), contoh: Seseorang yang memiliki hafalan yang kuat.

b. yang kedua, muktasab (kecerdasan yang didapat dengan usaha) misalnya dengan cara mencatat, mengulang materi yang diajarkan, berdiskusi dll.


Syarat yang Kedua : Bersungguh-sungguh. Barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan mendapatkan kesuksesan, begitu pula dalam menuntut ilmu, kesungguhan adalah salah satu modal untuk menguasai ilmu yang sedang kita pelajari. Pepatah mengatakan:


من جَدَّ وَجَدَ

Barang siapa bersungguh-sungguh dia pasti akan mendapatkan


Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Syarat yang Ketiga : Kesabaran. Dalam menuntut ilmu dibutuhkan kesabaran; sabar dalam belajar, sabar dalam ujian , sabar dalam segala hal yang kita alami dalam proses menuntut ilmu, sabar dalam menjalani hukuman sekalipun (jika ada). 


Pepatah mengatakan, “Orang yang cerdas adalah orang yang tidak akan pernah berhenti belajar"


Syarat yang Keempat : Memiliki Biaya. Dalam menuntut ilmu tentu butuh biaya (bekal), tidak mungkin menuntut ilmu tanpa biaya (bekal). Orang Jawa punya pepatah: ‘Jer basuki mawa bea’, maksudnya adalah: syarat kesuksesan diperlukan adanya biaya.


Banyak orang berjuang untuk mencari biaya demi pendidikan anak-anaknya. Saat ini untuk baya studi bisa dicari melalui beasiswa dari berbagai lembaga dengan berbagai mekanisme dan persyaratan. 


Pengorbanan dari sisi biaya tidak bisa dihindari, karena pendidikan memang merupakan investasi masa depan bangsa. Wajah bangsa kita akan seperti apa bentuknya, hal itu tercermin dari kondisi pendidikan saat ini. Banyak negara tetangga yang masa kemerdekaannya hampir bersamaan dengan Indonesia, tetapi saat ini negara tetangga itu (misal: Malaysia, Singapura, Korea) sudah meraih kemajuan sangat nyata karena fokusnya dalam memperhatikan pendidikan.


Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Syarat yang Kelima :  Bimbingan Guru. Salah satu hal yang paling penting dalam menuntut ilmu adalah bimbingan dari seorang guru. Terlebih belajar ilmu agama Islam, haruslah sesuai dengan bimbingan guru yang benar.


Belajar agama Islam janganlah secara otodidak semata, karena akan menjadi bahaya jika salah memahami suatu teks ayat atau hadits. dikarenakan begitu pentingnya bimbingan guru, maka kita haruslah menghormati dan memuliakan guru. Hal ini semata-mata untuk mendapatkan ridha guru yang pada akhirnya akan mengantarkan kita kepada ridhanya Allah SWT.


Syarat yang Keenam : Waktu Yang Lama. Dalam menuntut ilmu butuh waktu yang lama. Tidak mungkin ilmu didapatkan hanya dalam waktu yang singkat atau instan.


Imam Al-Qadhi ditanya: “Sampai kapan seseorang harus menuntut ilmu?” Beliau menjawab: ”Sampai ia meninggal dan ikut tertuang tempat tintanya ke liang kubur.”


Sesuai kata bijak bahwa menuntut ilmu itu adalah kewajiban yang harus dilakukan seseorang dari lahir kedunia sampai meninggal dunia:


أُطْلُب الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ إِلَى اللَّحْدِ

“Tuntutlah ilmu dari buaian (bayi) hingga liang lahat.”


Orang yang dapat meraih ilmu pengethauan berarti berhasil dalam pendidikannya, akan mendapatkan kemuliaan. Ilmu apa pun itu akan sangat berguna bagi kehidupan. Anak-anak kita intulah yang nantinya akan amengisi posisi-posisi penting di tengah masyarakat. 


Hal ini sebagaimana firman Allah SWT: 

يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ

“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al Mujadilah: 11)


Satu hal yang jangan sampai terlupakan adalah: pendidikan paling dasar bagi anak-anak kita adalah pendidikan agama, terkait: iman, ibadah, dan akhlak. Sebab hal ini menjadi kunci kehidupan. Jangan sampai terlalu bersemangat mencari ilmu keduniawian, tetapi melupakan ilmu agama.


Demikian sedikit khutbah pada siang hari ini, semoga kita mampu memberikan pendidikan terbaik dan dapat mendampingi proses belajar putra-putri kita menyongsong masa depan. Amiin.


بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبِّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ.

 

Khutbah Kedua

 

اَلْحَمْدُ للهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ لله وَحْدَه لاَشَرِيْكَ لَهُ، اِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَ، وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ اْلاِنْسِ وَالْبَشَرِ،

اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، اَمَّا بَعْدُ.

فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوْا الله تَعَالىَ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ وَمَا بَطَنَ وَحَافِظُوْا عَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمُعَةِ وَالْجَمَاعَةِ. 

وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا 

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ أيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا، اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَأَصْحَابِه أَجْمَعِيْنَ وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَتَابِعِى التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ 

اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا وَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ،

اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالزِّنَا وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِبَلاَدِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ 

رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. 

عِبَادَ الله إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُاللهِ اَكْبَرُ

0 Comments: