BIJAK MENYIKAPI KEHIDUPAN DUNIA Oleh: Ust. Faisal Ramdhani Khutbah Pertama اَلْحَمْدُ ِللهِ وَكَفٰى ، وَسَلاَمٌ عَلٰى عِبَادِهِ الَّذِيْنَ...

BIJAK MENYIKAPI KEHIDUPAN DUNIA  BIJAK MENYIKAPI KEHIDUPAN DUNIA

BIJAK MENYIKAPI KEHIDUPAN DUNIA

BIJAK MENYIKAPI KEHIDUPAN DUNIA

 




BIJAK MENYIKAPI KEHIDUPAN DUNIA

Oleh: Ust. Faisal Ramdhani


Khutbah Pertama


اَلْحَمْدُ ِللهِ وَكَفٰى ، وَسَلاَمٌ عَلٰى عِبَادِهِ الَّذِيْنَ اصْطَفٰى.

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلا ّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن 

اَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ اللهِ, اُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.

قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَتُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلآأَوْلاَدُكُمْ عَن ذِكْرِ اللهِ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ


Kaum muslimin yang berbahagia, rahimakullah.

Kehidupan dunia ini diperhiasi dengan berbagai macam  kesenangan, karena memang begitulah Allah SWT menciptakannya sesuai dengan fitrah manusia. Dan setiap kita pastilah menginginkan bisa meraih kesuksesan duniawi ini, dalam berbagai ukuran yang konkret, seperti: memiliki keluarga yang lengkap (ada suami, istri dan anak-anak), dipenuhi kecukupan harta dan tercapai setiap yang diharapkan dari berbagai kesenangan hidup. Allah SWT berfirman,


زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنْ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنْ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” [Qs.Ali Imran: 14]


Demikian menggiurkan dunia ini, sehingga seringkali kita berupaya mengejarnya untuk bisa mewujudkan impian itu, yang terkadang menjadikan lupa akan hakekat hidup duniawi, yang sebenarnya merupakan sebuah ujian. 


Tetapi Allah mengingatkan kita di dalam Al Quran:


اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرّاً ثُمَّ يَكُونُ حُطَاماً وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ ﴿٢٠﴾

“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS Al Hadid, 20)


Betapa dahsyatnya ‘godaan’ kesenangan dunia sehingga sebagian orang yang semula terhormat dan disegani masyarakat, akhirnya tergelincir melakukan tindakan dosa, melanggar hukum dan justru berakibat menghinakan dirinya sendiri.


Kaum muslimin yang berbahagia, rahimakullah.

Dunia ini memang sangat menggoda, sehingga berapapun harta dan capaian hasil yang bisa diraih manusia, dia akan selalu berkeinginan untuk menambah, dan terus menambah tanpa ada kata berhenti.


Dari sahabat Ibnu ‘Abbas r.a., ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:

لَوْ أَنَّ لاِبْنِ آدَمَ وَادِيًا مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَادِيَانِ ، وَلَنْ يَمْلأَ فَاهُ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ

“Seandainya seorang anak Adam memiliki satu lembah emas, tentu ia menginginkan dua lembah lainnya, dan sama sekali tidak akan memenuhi mulutnya (merasa puas) selain tanah (yaitu setelah mati) dan Allah menerima taubat orang-orang yang bertaubat.”  (Muttafaqun ‘alaih; HR. Bukhari dan Muslim)


Banyak orang berusaha menunjukkan keberhasilan hidupnya dengan cara berpakaian dan pemenuhan fasiitas serba mahal, berwisata di luar negeri, memamerkan harta kekayaan dalam kepemilikan saldo rekening tabungan, kendaraan dan rumah mewah.


الَّذِي جَمَعَ مَالاً وَعَدَّدَهُ ﴿٢﴾ يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُ أَخْلَدَهُ ﴿٣﴾

“Orang yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya, dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya,” (QS Al Humazah: 2-3)


Dunia disebutkan sebagai kesenangan sementara dan memperdaya, karena bisa membuat manusia lalai, tujuan hidupnya hanya tertuju dalam kehidupan dunia, padahal kehidupan yang akan dilaluinya masih akan berlanjut di akhirat sebagaimana firman Allah di ayat yang lain:


قُلْ مَتَاعُ الدُّنْيَا قَلِيلٌ وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ لِمَنِ اتَّقَى

“Katakanlah: “Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa.” ( QS. An Nisa ayat 77)


Dunia hanyalah sarana, bukan tujuan. Dan kita hanya akan tinggal sebentar saja. Dalam satu hadits Rasulullah SAW bersabda kepada Ibnu ‘Umar r.a.:


 “ كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ” 

‘Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau seorang musafir’” (HR. Al-Bukhari)


Maksudnya, kita di dunia hanya sebentar – sebagaimana orang yang lewat di jalanan, atau seperti musafir (wisatawan) dan pasti akan segera kembali ke rumah tempat tinggal masing-masing.


Kaum muslimin yang berbahagia, rahimakullah.

Nabi Sulaiman AS, yang diberi karunia kekayaan dan kekuasaan besar, selain menjadi nabi, juga sebagai raja yang menguasai bangsa jin tetap menempatkan dunia sebagai nikmat pemberian Allah, bukan menjadi sarana kesombongan.


قَالَ هَذَا مِن فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ ﴿٤٠﴾

“Sulaiman berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mengujiku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan ni`mat-Nya).”  (QS. An Naml: 40)


Orang beriman akan dapat menempatkan dirinya ketika menjalani kehidupan sehari-hari dengan bersikap rendah hati dan tidak menyombongkan diri. Ajaran Islam memberi petunjuk agar kita hidup sederhana dalam segala hal, baik ucapan, berpakaian dan sederhana dalam sikap dan perilaku. Allah Swt berfirman:


وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِن صَوْتِكَ إِنَّ أَنكَرَ الْأَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ ﴿١٩﴾

"Dan sederhanakanlah kamu dalam berjalan, dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruknya suara ialah suara keledai". (QS. Luqman: 19)


وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْناً وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَاماً ﴿٦٣﴾

“ Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik (yang mengandung kedamaian).” (QS. Al Furqan: 63)


Orang beriman akan selalu mengingat bahwa hakekat hidup duniawi, yang sebenarnya merupakan sebuah ujian. Sebagaimana firman Allah SWT:


إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْأَرْضِ زِينَةً لَهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا

“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk Kami menguji mereka, siapakah di antaranya yang terbaik perbuatannya.” (QS. Al-Kahfi: 7)


Kaum muslimin yang berbahagia, rahimakullah.

Mengingat hal tersebut, maka kita akan menjadikan semua capaian duniawi itu untuk beribadah yang merupakan kebahagiaan tertinggi orang beriman, yaitu ridha Allah, sebagaimana diajarkan dalam Al-Qur’an:


قُلْ إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ﴿١٦٢﴾

“Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam,” (QS al-an’am: 162)


Oleh karena itu, mumpung kita masih hidup, maka manfaatkanlah sebaik-baiknya umur kita. Jangan teperdaya dengan hal-hal yang tidak bermanfaat. Rasulullah Muhammad SAW  bersabda,


مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ

“Di antara tanda baiknya Islam seseorang adalah dia meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat baginya.” (HR. At-Tirmidzi)


Demikian sedikit khutbah pada siang ini, semoga kita senantiasa bisa menyikapi kehidupan ini dengan bijaksana, dan tidak mudah terpedaya untuk memperturuti hawa nafsu, sehingga jiwa kita tenang dan damai, selanjutnya kebahagiaan akan senantiasa bisa dirasakan dalam kehidupan ini. Amiin.



بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

 

Khutbah Kedua :

 

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْن، وَالعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلاَ عُدْوَانَ إِلاَّ عَلَى الظَّالِمِيْنَ، وَنَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَلِيُّ الصَّالِحِيْنَ

وَنَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ إِمَامُ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَأَفْضَلُ خَلْقِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ، صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ

اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ  .اَللَّهُمَّ رَبَّنَا تَـقَـبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وَصِيَا مَنَا وَرُكُوْ عَنَا وَسُجُوْدَنَا وَقُعُوْدَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَتَخَشُّوْعَنَا وَزَكَاتَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا اَلله يَا رَبَّ الْعَا لَمِيْنَ

اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلا تَدَعْ فِيْنَا وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا مَحْرُوْمًا.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى.

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

0 Comments: