Bergembiralah Menyambut Ramadhan الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَبِفَضْلِهِ تَتَنَزَّلُ الْخَيْرَاتُ وَالْبَ...

BERGEMBIRALAH MENYAMBUT RAMADHAN BERGEMBIRALAH MENYAMBUT RAMADHAN

BERGEMBIRALAH MENYAMBUT RAMADHAN

BERGEMBIRALAH MENYAMBUT RAMADHAN


 Bergembiralah Menyambut Ramadhan

الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَبِفَضْلِهِ تَتَنَزَّلُ الْخَيْرَاتُ وَالْبَرَكَاتُ، وَبِتَوْفِيْقِهِ تَتَحَقَّقُ الْمَقَاصِدُ وَالْغَايَاتُ.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحِسَانِ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ ﴿١٨٣﴾

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Hari ini kita semua telah berada di hari pertama di bulan Ramadhan yang mulia. Setiap orang beriman pasti merasakan kebahagiaan yang besar ini, karena kita dipanggil secara khusus untuk berpuasa dan merasakan nikmatnya ibadah yang akan semakin menambah dekatnya kedudukan kita sebagai seorang hamba yang taat kepada sang Kholiq. Kita berpuasa hanya untuk-Nya, dan hakikat puasa kita hanya menjadi rahasia diri kita pribadi dengan-Nya.

Kebahagiaan berikutnya adalah bahwa dengan puasa di bulan ini akan menjadi wasilah (sebab) untuk diampuninya dosa-dosa kita yang telah lalu sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Siapa yang puasa Ramadhan karena iman dan berharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Pada sisi lain, banyak fadhilah yang akan diterima bagi orang beriman dan bersedia untuk menjemputnya. Satu hadits dari sahabat Abu Hurairah r.a., bahwa Nabi SAW bersabda:

 إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ غُلِّقَتِ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَيُنَادِي مُنَادٍ يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنْ النَّارِ وَذَلكَ فِي كُلُّ لَيْلَةٍ حَتَّى يَنْقَضِيَ رَمَضَانُ.
“Apabila awal malam dari bulan Ramadhan (telah tiba) ditutuplah pintu-pintu neraka dan tidak ada satupun pintu yang dibuka, dan dibuka pintu-pintu surga, tidak ada satupun darinya yang ditutup. Penyeru (dari malaikat) pun berseru, ‘Wahai orang yang menginginkan kebaikan! Sambutlah! Wahai orang-orang yang menginginkan keburukan! Tahanlah! Dan Allâh mempunyai orang-orang yang akan dibebaskan dari neraka, dan hal itu ada pada setiap malam sampai bulan Ramadhan berakhir” (HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah dan  Ibnu Hibban)

Oleh sebab itu, marilah kita jadikan bulan Ramadhan ini menjadi momentum bagi kita untuk memperoleh karunia yang besar, berupa peningkatan amal kebaikan dan kita berharap mendapatkan ridho dari Allah berupa pelipatgandaan pahala.  Berdasarkan hadits riwayat Imam Muslim disebutkan:

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي.
“Setiap amal yang dilakukan anak Adam akan dilipatgandakan. Satu kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat. Lalu Allah Azza wa Jalla berfirman, “Kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku-lah yang memberi ganjarannya. Orang yang berpuasa meninggalkan syahwat dan makannya demi Aku semata.” [ Shahih Muslim (II/807) Kitaabush Shiyaam, bab Fadhlush Shiyaam ]

Maka kita janganlah menganggap bahwa ibadah di bulan Ramadhan itu hanya sebagai rutinitas belaka, melainkan perlu dikelola dan dirancang dengan baik agar kita tidak merugi. Kapan lagi kita mendapat kesempatan sebaik ini bila bukan di bulan Ramadhan?

Ramadhan disebut sebagai syahrul Qur’an, karena di bulan tersebut diturunkan kita suci Al-Qur’an, sekaligus kita didorong untuk banyak membaca dan mempelajari Al-Qur’an. Dinamai pula syahrul ‘ibadah, sebab disini kita diringankan hati dan perasaan kita menunaikan berbagai amalan ibadah dengan suasana penuh sukacita. Disebut pula syahrud-du’a wat taubat, dimana menjadi momentum yang afdhol bagi kita memperbanyak berdoa untuk memohon kasih sayang dan rahmat Allah;  dan bertaubat atas segala kesalahan ataupun dosa-dosa yangbegitu banyak telah kita lakukan kepada Allah SWT.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Apabila tujuan dari perintah puasa ini agar kita bisa menjadi orang yang bertakwa, maka bagaimana cara kita memastikan bahwa diri kita memang benar-benar mampu meraihnya? Cukup dengan dua jurus yang perlu kita lakukan, yaitu:

Pertama: tetapkan target untuk diraih. Bila kita ingin benar-benar meningkat dalam berbagai aspek (mulai unsur iman, ibadah, dan amal shaleh) yang merupakan pertanda ketakwaan, maka amalan apa sajakah yang harus kita lakukan untuk mengantarkan ke arah itu? Mari kita tetapkan targetnya, bagaimana kualitas ibadah puasa, shalat fardhu berjamaah, shalat sunnat, membaca serta mempelajari al-Qur’an, zakat, infak, dan sebagainya..

Kedua, munculkan perasaan seolah-olah ini merupakan Ramadhan terakhir yang bisa kita lakukan. Sebab kita tidak pernah mengetahui rahasia takdir dari Allah, apakah tahun mendatang kita masih diberi kesempatan untuk hidup .. ? kita mungkin ingat, pada tahun lalu ada beberapa saudara dan teman karib kita yang melakukan ibadah bersama kita di bulan Ramadhan, akan tetapi saat ini mereka telah tiada  … mereka telah berpulang ke rahmatullah, mendahului kita. Bagaimana bila yang telah tiada itu adalah diri kita?  Perasaan yang demikian ini akan melahirkan suatu semangat, bagaimana kita kemudian ingin melakukan segala hal yang bisa kita tempuh dengan cara dan kualitas yang terbaik, bukan sekedar asal-asalan. Mumpung kita masih diberi waktu.

Marilah kita bersemangat dan penuh rasa gembira untuk memakmurkan bulan ramadhan ini. Semoga kita semua diberikan kekuatan, pertolongan dan kemudahan oleh Allah SWT agar dijaga kesehatannya, dijauhkan dari berbagai hambatan dan godaan, agar bisa melakukan ibadah secara maksimal dan meraih ridho -Nya, sehingga kebahagiaan itu sudah datang dan kita rasakan sejak sekarang ketika tengah menjalani ibadah, bukan nanti ketika ramadhan telah berakhir dan berlalu. Wallohu a’lam bishawab

0 Comments: